Rabu, 14 November 2012

Pemuda dan Organisasi



Suatu kepemimpinan pemuda pemerlukan pemikiran yang efektif, logika, intelektual dan keberanian untuk mengungkapakan visi dan misi dari organisasi tersebut. Setiap organisasi kepemudaan harus belajar dari sejarah bangsa dan sejarah organisasi-organisasi pemuda dahulu. Inilah prinsip yang harus pelajari dan diterapkan dalam menyelesaikan masalah dari suatu organisasi kepemudaan.
  1. Dalam melihat suatu masalah perlu ada tindakan preventif, hati-hati dalam mengambil keputusan, keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil dari logika dan pemikiran yang matang bukan dengan emosi atau perasaan.
  2. Melihat dari sudut pandang yang berbeda, dalam arti mengkaji masalah tersebut sampai pada akar akarnya. Setiap masalah mempunyai latar belakang, itulah kunci pokok dalam masalah itu. Dari latar belakang kita dapat melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dari masalah itu.
  3. Positif thinking, diperlukan untuk mengatasi segala kemungkinan buruk yang  akan terjadi. Dengan berpikir positif  semua masalah akan dapat terlewati tanpa merasakan efek negatif dari masalah tersebut.
  4. Punya kemauan untuk mengatasi setiap seluk-beluk masalah yang ada. Tidak ikut ikutan atau mencari sensasi pada publik.
Idealisme Pancasila dalam organisasi pemuda memegang peranan penting dalam membangun karakter pemimpin serta badan organisasi. Didalamnya terkandung nilai luhur yang menjadi jawaban atas semua masalah tentang organisasi pemuda dan mobilitas organisasi. Penulisan ini tidak mengkaji satu per satu nilai luhur Pancasila tapi implementasi dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Organisasi kepemudaan pada umumnya, mulai melunturkan idealisme Pancasila dengan pemahaman dan asumsi sendiri. Ini mengakibatkan terjadi pergeseran prilaku dan tindakan kedepan dari organisasi itu.
Implementasi asas demokrasi Pancasila dalam organisasi pemuda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam membangun organisasi di Indonesia, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sesuai dengan norma Pancasila. Gerakan kepemimpinan pemuda selalu di stimulasi oleh ideologi yang jelas yaitu Pancasila.
Pemuda atau mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agent of social change). Mahasiswa memiliki pemikiran yang tajam tentang masalah negara, Karena itu ketika ada sinyalmen yang tidak searah dengan demokrasi pencasila, mahasiswa yang notabene memiliki kemampuan analisis yang baik serta segera melakukan antisipasi secara tajam. Namun sayangnya pemuda atau mahasiswa terlau cepat melakukan keputusan tanpa memperhatikan  prinsip-prinsip pengambilan keputusan, yang ujung-ujungnya demonstrasi.
Ada beberapa alternatif penyaluran aspirasi yang dapat digunakan oleh organisasi pemuda yang bergerak di bidang kesejahtraan rakyat dan pemerhati masalah-masalah negara yaitu:
  1. Peran Media Masa. Sasaran dari media masa adalah public. Menulis opini, artikel, dan lain sebagainya di media masa adalah cara yang evektif dalam menyalurkan aspirasi masyarakat. Selain itu juga media masa menyodorkan kepada pemerinta apa yang rakyat ingini dari pemerintah untuk mendapat atensi yang positif.
  2. Peran Lembaga-Lembaga Kenegaraan Seperti DPR/DPRD/DPD. Cara ini akan menyangkut masalalah umum yang terjadi di satu daerah atau meliputi tanah air. Badan-badan di atas merupakan badan yang menyalurkan aspirasi masyarakant, karena masyarakat yang memilih anggota dewan dari lembaga tersebut.
  3. Peran Departemen-Departemen Yang Mengurus Bidang-Bidang Pemerintahan. Di sini aspirasi yang disalurkan lebih spesifik karena setiap departemen menangani bidang masing-masing misalnya departemen pendidikan, keuangan, perekonomian, kertahanan keamanan, ketana- kerjaan, dan lain sebagainya.
  4. Peran Lomba-Lomba Jurnalistik. Melalui lomba-lomba jurnalistik seperti karya tulis, mengarang, membuat opini, dan lomba lain menyangkut bidang jurnalistik aspirasi itu bisa disalurkan dan itu menjadi tugas penyelenggara.
Sampai saat ini aktifitas organisasi pemuda di bidang sosial masih kurang terlihat, organisasi pemuda dibangun tidak harus menuntut hak-hak mayarakat tetapi, alangkah lebih harmonis jika organisasi kepemudaan turut serta dalam membangun negeri ini. Misalnya memberikan bimbingan belajar bagi anak kurang mampu untuk menunjang program pemerintah di bidang pendidikan yaitu program kesetaraan paket A, B, dan C. Yang lainnya organisasi pemuda dapat membangun lingkunghan hidup misalnya reboisasi hutan, pembersihan sudut-sudut kota dan memelihara lingkungan sekitar. Kemudian di bidan pertahanan keamanan, organisasi pemuda dapat menjaga keamanan lingkunagan masyarakat bangsa dan negara, serta tidak menimbulkan kekacauan, perkelahian, tauran dan sebagainya.

Kesimpulan:
Oleh karena itu, Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi dan perilaku moral kepentingan suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar