Selasa, 11 Desember 2012

Sabtu, 08 Desember 2012

Our Crazy Friendship

Pagi-pagi gak ada kerjaan bingung mau ngapain. gak ada yang ajak jalan juga hmm mending posting blog biar gak sepi kayak hidup & hati gue *eeeh. gue mau kenalin temen kost gue di Depok. temen yang gilanya udah akut, kronis, dan gak ada obat tapi sangat sangat berarti buat gue. walaupun beda kost-an tapi tetep pemikiran sejalan. haha
Yang pertama:
Widya Nurfitriyani / emak / teteh. kenapa dipanggil emak? karna dia itu bawel, dewasa (kadang-kadang kalo lg normal), terus kalo udah nasehatin orang panjang bgt, tembok cina kalah. dan kenapa dipanggil teteh? karna dia dari kerawang (titisan Dewi Persik: Arwah Goyang Kerawang) dan keseringan ngomong sunda yg gue gak ngerti artinya. emmm. widy itu orangnya item manis, baik, cantik (ketularan gue), type cowo dia itu yg berkacamata & sipit kalo gak salah, dipikir-pikir kenapa dia nggak pacaran sama engkoh-engkoh gelodok ya? pas bgt kriterianya *peace wid* -___- dan dia tukang galau sampe-sampe playlist di hpnya lagu galau semua *prihatin* punya pacar tapi kerjaan galau mulu, mending gue gak punya pacar tapi gak pernah galau *bedeeh bangga* boong deng..
Widy itu banyak kesamaan sama gue *pasti seneng dia disamaan sama gue*. contoh, kita itu kalo makan gak milih-milih kalo laper apa aja diembat, makanan basi sisaan 2 minggu yg lalu, cacing saus tiram, dan kodok balado misalnya. hahaha candaaaa yakali deh.. terus kita juga sama-sama suka KuJi (Kue Jigong) bahahahaha knp kue jigong? karna kuenya kecil dan cuma bikin nyelip di gigi alhasil jd jigong. oke itu gak penting..
Penasaran sama Widy? nih gue kasih fotonya.. awas bisa menyebabkan diare berkepanjangan abis liat fotonya..

Miss Universe 70-an

Yang Kedua:
Shella Rasita si tukang ngasih kode lewat lagu. yakkk! dia sengaja ngehubungin lagu biar muncul di Recent Updates BB. sama kayak doinya sukanya ngasih kode lewat lagu. hahahaha pagi-siang-sore-malem lagu yang didengerin UTUH - TANGGA. sampe bosen gue nongol di RU dia lagi-dia lagi haaaaah rasanya pengen gue delete contact tapi kasian ntar bbnya rusak katanya kalo gak ada contact gue di bbmnya hihihi..
oke balik ke topik, gue sebenernya bingung, kenapa sampe sekarang dia masih suka dengerin lagu utuh? padahal yang dikodein udah putus sama ayangnya, terus apa lagi si seeel yang lo harus relain??? takut doi balikan? jiahahahaha gue yakin dia bakal ngomel abis baca postingan ini. *berharap yang bersangkutan baca* kabuuuurr..
Oiya, si shella itu orangnya slim, seksi, kayak puteri Indonesia! coba bayangin! penasaran kaaan.. dia juga kalo bobo imut *uweeek* kalo ketawa cetar membahana buset gede banget booookkk melebihi toa masjid, rasanya kalo denger dia ketawa pengen langsung gue sumpel pake ayam serundeng ~.~ hahahaha mangap seeel..
Nih gue kasih foto Shella. save image aja, kali aja butuh buat ngusir kolor ijo.

Miss World 80-an

 Saat-saat kebersamaan kita yang terekam oleh kamera. HAHAHA
 




Naaaah.. mereka itu temen-temen tercinta gue di Pinang, Depok. temen yang suka ngebully gue, ngetawain gue karna sikap mines gue, dan nganiaya gue karna gue jomblo, eh single hiksss :( TAPIIIIIIIII MEREKA BIKIN HIDUP GUE LEBIH BERWARNAAA HEHEHE Semoga persahabatan kita bisa sampe kapanpun hihi I LOVE YOU ALL! MWAH :*

UTS!

Helloo guys. lama gak blog-ing nih. Sibuk UTS *spik dikit padahal gak ada ide buat nge-blog* haha oke sekarang gua mau ceritain tentang pengalaman perdana uts gue di kampus. U-T-S yak Ujian Tulis Santai kata orang-orang gitu. padahal sama sekali gak santai. 3 huruf itu bikin gue galau apalagi perdana di kuliahan.


Uts perdana gue hari jum'at tgl 07 Desember 2012 jam 15.30. gue dateng bareng shella sama ocha jam 1 gue udah di kampus *beeeh rajin kayak mau ambil gaji* hmm nunggu 2 jam, gue makan dulu terus muter-muter kampus sambil cuci mata dikit pemanasan sebelum uts.
Jam 3 gue ke depan ruangan uts gue, disitu rasanya gue deg-degan bukan main ngelebihin deg-degan ketemu calon mertua. loh? oke lebay, lupakan.. disitu gue rasanya pengen eek merinding-merinding gak jelas. karena apaaaa? karna jadwal uts pertama gue ALGORITMA & PEMROGRAMAN! Matkul yg bikin mules, stress, puyeng, pusing, dan rumit. melebihi rumitnya masalah percintaan gue. curhat dikit yakk.. -____-
15.30 2 pengawas masuk, tampangnya gahar kayak pemburu cari mangsa. bikin gue ngedrop. akhirnya di bagiin soal AP 1A (Flowchart) matkul yg paling gue betein. jreng.. jreng.. cengo gue liat soal-soalnya, rasanya pengen gue sembur tuh soal pake vegeta biar lancar ngerjainnya :/ buat ngerjain dikasih waktu 30menit doang. 20 menit berlalu gue masih gigit pensil coba memahami apa maksud dari soal itu. tapi gue masih blm ngerti juga. tiba-tiba pengawas bilang 'waktu 5 menit lagi' oh God spot jantung, gue gemeter bingung apa yg mau gue kerjain, akhirnya dengan keyakinan gue tingkat tinggi gue tulis apa yg ada difikiran gue dengan SISA WAKTU 5 MENIT LAGI bener-bener kepepet waktu. entah bener apa ngga, intinya ngerjain. mending kerjain tapi salah, daripada ga dikerjain sama sekali. *benerin kerah* *ngehibur diri sendiri aja sih sebenernya biar gak galau karna uts*:|
Akhirnya, soal kedua dibagiin AP 1B (QBasic) matkul yg agak mending daripada flowchart. pas gue liat soal, oke gue langsung kerjain sebisa gue. zret.. zret.. zreet.. 30 menit kelar. gak tau bener apa nggak.
Soal terakhir AP 1C (Sintaks Semantik) matkul yg agak gue bisa. alhamdulillah gue lancar ngerjainnya dengan tingkat keyakinan 99,9%. masih tetep sama, gak tau yg gue jawab itu bener apa nggak.
Pas gue keluar ruangan muka-muka temen gue pada suram, asem, kusut. kayak orang lg kelilit utang -_- lebih-lebih gue, apalagi hati gue, halaaah!!
Uts hari pertama kelarrrr.. masih ada 5 hari perjuangan lagi. mohon doanya ya semoga lancar & nilainya bagus-bagus! amieen :)


Rabu, 14 November 2012

Agama dan Masyarakat

 
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu, dan 3,4% kepercayaan lainnya.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.
Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.

Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.

Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.

Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.

 Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.

Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.

Fungsi agama
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan individu seseorang. Fungsi agama dalam masyarakat adalah:
fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social.
Fungsi agama dalam keluarga
fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik.

Dimensi komitmen agama
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.

Pelembagaan agama
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler

Pelembagaan agama 
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan:
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.

Pemuda dan Organisasi



Suatu kepemimpinan pemuda pemerlukan pemikiran yang efektif, logika, intelektual dan keberanian untuk mengungkapakan visi dan misi dari organisasi tersebut. Setiap organisasi kepemudaan harus belajar dari sejarah bangsa dan sejarah organisasi-organisasi pemuda dahulu. Inilah prinsip yang harus pelajari dan diterapkan dalam menyelesaikan masalah dari suatu organisasi kepemudaan.
  1. Dalam melihat suatu masalah perlu ada tindakan preventif, hati-hati dalam mengambil keputusan, keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil dari logika dan pemikiran yang matang bukan dengan emosi atau perasaan.
  2. Melihat dari sudut pandang yang berbeda, dalam arti mengkaji masalah tersebut sampai pada akar akarnya. Setiap masalah mempunyai latar belakang, itulah kunci pokok dalam masalah itu. Dari latar belakang kita dapat melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dari masalah itu.
  3. Positif thinking, diperlukan untuk mengatasi segala kemungkinan buruk yang  akan terjadi. Dengan berpikir positif  semua masalah akan dapat terlewati tanpa merasakan efek negatif dari masalah tersebut.
  4. Punya kemauan untuk mengatasi setiap seluk-beluk masalah yang ada. Tidak ikut ikutan atau mencari sensasi pada publik.
Idealisme Pancasila dalam organisasi pemuda memegang peranan penting dalam membangun karakter pemimpin serta badan organisasi. Didalamnya terkandung nilai luhur yang menjadi jawaban atas semua masalah tentang organisasi pemuda dan mobilitas organisasi. Penulisan ini tidak mengkaji satu per satu nilai luhur Pancasila tapi implementasi dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Organisasi kepemudaan pada umumnya, mulai melunturkan idealisme Pancasila dengan pemahaman dan asumsi sendiri. Ini mengakibatkan terjadi pergeseran prilaku dan tindakan kedepan dari organisasi itu.
Implementasi asas demokrasi Pancasila dalam organisasi pemuda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam membangun organisasi di Indonesia, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sesuai dengan norma Pancasila. Gerakan kepemimpinan pemuda selalu di stimulasi oleh ideologi yang jelas yaitu Pancasila.
Pemuda atau mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agent of social change). Mahasiswa memiliki pemikiran yang tajam tentang masalah negara, Karena itu ketika ada sinyalmen yang tidak searah dengan demokrasi pencasila, mahasiswa yang notabene memiliki kemampuan analisis yang baik serta segera melakukan antisipasi secara tajam. Namun sayangnya pemuda atau mahasiswa terlau cepat melakukan keputusan tanpa memperhatikan  prinsip-prinsip pengambilan keputusan, yang ujung-ujungnya demonstrasi.
Ada beberapa alternatif penyaluran aspirasi yang dapat digunakan oleh organisasi pemuda yang bergerak di bidang kesejahtraan rakyat dan pemerhati masalah-masalah negara yaitu:
  1. Peran Media Masa. Sasaran dari media masa adalah public. Menulis opini, artikel, dan lain sebagainya di media masa adalah cara yang evektif dalam menyalurkan aspirasi masyarakat. Selain itu juga media masa menyodorkan kepada pemerinta apa yang rakyat ingini dari pemerintah untuk mendapat atensi yang positif.
  2. Peran Lembaga-Lembaga Kenegaraan Seperti DPR/DPRD/DPD. Cara ini akan menyangkut masalalah umum yang terjadi di satu daerah atau meliputi tanah air. Badan-badan di atas merupakan badan yang menyalurkan aspirasi masyarakant, karena masyarakat yang memilih anggota dewan dari lembaga tersebut.
  3. Peran Departemen-Departemen Yang Mengurus Bidang-Bidang Pemerintahan. Di sini aspirasi yang disalurkan lebih spesifik karena setiap departemen menangani bidang masing-masing misalnya departemen pendidikan, keuangan, perekonomian, kertahanan keamanan, ketana- kerjaan, dan lain sebagainya.
  4. Peran Lomba-Lomba Jurnalistik. Melalui lomba-lomba jurnalistik seperti karya tulis, mengarang, membuat opini, dan lomba lain menyangkut bidang jurnalistik aspirasi itu bisa disalurkan dan itu menjadi tugas penyelenggara.
Sampai saat ini aktifitas organisasi pemuda di bidang sosial masih kurang terlihat, organisasi pemuda dibangun tidak harus menuntut hak-hak mayarakat tetapi, alangkah lebih harmonis jika organisasi kepemudaan turut serta dalam membangun negeri ini. Misalnya memberikan bimbingan belajar bagi anak kurang mampu untuk menunjang program pemerintah di bidang pendidikan yaitu program kesetaraan paket A, B, dan C. Yang lainnya organisasi pemuda dapat membangun lingkunghan hidup misalnya reboisasi hutan, pembersihan sudut-sudut kota dan memelihara lingkungan sekitar. Kemudian di bidan pertahanan keamanan, organisasi pemuda dapat menjaga keamanan lingkunagan masyarakat bangsa dan negara, serta tidak menimbulkan kekacauan, perkelahian, tauran dan sebagainya.

Kesimpulan:
Oleh karena itu, Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi dan perilaku moral kepentingan suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

 

Selasa, 30 Oktober 2012

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

  
I.       Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya yang telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rohaniah maupun kebendaan.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini, akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan, dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.
II.    Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk, juga akan berpengaruh terhadap konndisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertambahan fasilitas (pangan, tempat tinggal, kesempatan kerja, pendidikan, dll), sudah bisa dipastikan dapat menimbulkan berbagai masalah, misalnya meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, dll.
Pertambahan penduduk suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi yang diukur dengan rate / tingkat. Rate / tingkat adalah kejadian dari pristiwa yang menyatukan dalam bentuk bandingan yang dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk. Faktor-faktor demografi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kematian (mortalitas) Tingkat kematian ini terbagi menjadi 2 tingkat, yaitu:
  1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate / CDR), merupakan banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
  2. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate), tingkat kematian yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, pekerjaan.
2.  Kelahiran (fertilitas)
Adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang atau sekelompok wanita. Yang dimaksud dengan lahir hidup adalah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan, seperti bernafas, bergerak, dll. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu / sekelompok penduduk erat hubungannya dan tergantung pada: struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
3.  Migrasi
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk, yaitu mobilitas, yang memiliki pengertian lebih luas daripada migrasi, sebab mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Migrasi ini merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan, dan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Dengan adanya intervening obstacles (rintangan di antaranya), maka timbul dua proses migrasi, yaitu:
  1. Migrasi bertahap
  2. Migrasi langsung
Untuk mengetahui seberapa cepat pertumbuhan penduduk suatu daerah dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah bersangkutan. Kondisi struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda-beda pula. Ada tiga jenis struktur penduduk:
  1. Piramida penduduk muda, merupakan gambaran komposisi penduduk dalam pertumbuhan.
  2. Piramida stasioner, gambaran keadaan penduduk yang tetap (statis)
  3. Piramida penduduk tua, gambaran adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan kematian yang kecil sekali.
Rasio Ketergantungan (Dependancy Ratio)
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%). Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan produktifitas kerjanya dalam lapangan produksi.
III.  Kebudayaan dan Kepribadian Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Perkembangan kebudayaan di Indonesia terbagi menjadi 3 zaman / masa kebudayaan, yaitu:
1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
 Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, bahwa zaman batu terdapat menjadi Zaman Batu Tua (Palaeolithikum) dan Zaman Batu Muda (Neolithikum), perbedaan antara keduanya adalah pada zaman batu muda kehidupan sudah menetap dan adanya revolusi alat-alat keperluan penunjang kehidupan karena mereka telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor / mencairkan logam dari bijih besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Kepandaian yang dimiliki pada zaman batu muda itulah yang menjadi awal mulanya zaman logam, yang jelas pada kenyataannya bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya.
2.   Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat berlangsung luwes dan mantap. Dan sekitar abad ke-5, agama / ajaran Budha masuk ke Indonesia. Ajaran Budha dikatakan berpandangan lebih maju, karena tidak menghendaki adanya kasta-kasta di masyarakat. Namun walau demikian, kedua agama itu tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai.
3.    Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Masuknya Islam ke Indonesia, teristimewa ke Pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai, hal ini disebabkan tidak adanya paksaan dan adanya sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut dari sebagian besar penduduk Indonesia.
IV. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat, yang berawal ketika kaum kolonialis / penjajah masuk ke Indonesia, terutama Belanda. Mulai dari kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan koloniallis Belanda, di kota-kota provinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan bergaya arsitektur “Barat”. Dalam kurun waktu itu juga, muncullah dua lapisan sosial, yaitu:
  1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
  2. Lapisan sosial dari kaum pegawai
Dalam lapisan sosail yang kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Dan masih juga sebagai pengaruh kebudayaan Eropa ke Indonesia adalah masuknya agama Katolik dan Kristen Protestan, yang biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi agama (Missie untuk Katolik dan Zending untuk Kristen).

Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, tidaklah mengabaikan kebudayaan yang telah dimiliki sebelumnya, tetapi disesuaikanlah kebudayaan baru itu dengan yang lama.

Sehubungan dengan itulah, penjelasan Undang Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah: “kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukkan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan kebudayaan bangsa Indonesia, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.


Sabtu, 29 September 2012

Kebudayaan Bali, Omed - omedan, Menepis pornografi dan melestarikan budaya

  

Setiap daerah tentunya memiliki kebudayaan dan tradisi tersendiri. Misalnya kita ambil contoh di Bali. Bali merupakan pulau yang penuh dengan budaya dan tradisi. Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama hindu. Kebudayaan masyarakat Bali masih sangat kuat sehingga kegiatan-kagiatan yang di lakukan oleh masyarakat Bali bargantung pada budaya yang ada, misal tradisi omed - omedan (Sesetan).

Asal Mula
 
Omed - omedan, berasal dari kata 'Omed' yang berarti tarik, kemudian menjadi omed - omedan (tarik - menarik). Tradisi Omed- omedan di Banjar Kaja Sesetan sudah berlangsung turun- temurun, entah kapan mulainya, tidak ada yang tahu pasti. Menurut sesepuh adat ini dimulai sejak jaman kolonial Belanda di Bali. Cerita yang berkembang, konon ada penglingsir Puri Oka yang mengalami sakit. Penglingsir ini berharap agar rakyat di sekitar Puri (di wilayah Banjar Kaja sekarang) memahami dirinya yang sakit dan tidak membuat kegaduhan. Tak dinyana, ternyata ada sekelompok orang yang sengaja membuat gaduh dengan membuat permainan tarik - menarik tubuh.

Saat itulah kemudian Raja memanggil sekelompok orang tersebut (yang membuat gaduh) untuk datang ke Puri. dan tak disangka pemanggilan sekelompok orang itu malah membawa kesembuhan bagi pimpinan puri. Pemimpin puri pun menyarankan agar permainan tarik menarik ini dinamai Omed -omedan dan dilakukan usai peringatan Hari Raya Nyepi. Sejak saat itulah warga Banjar Kaja Sesetan mempopulerkan permainan omed- omedan ini. Pernah suatu ketika warga lupa mengadakan Omed- omedan, terjadilah wabah, tiba - tiba dua ekor babi saling baku hantam, membunuh di depan banjar tersebut, dan darahnya berceceran dan menjadi leteh (kotor). Sejak saat itu, maka Omed- omedan terus diselenggarakan tiap tahun.

Bergeser, Makna Tetap 
Sebelumnya permainan Omed- omedan ini dilakukan oleh para pria. Membagi kelompok, yang kemudian jago dari masing- masing pihak dilepas di tengah untuk saling tarik tubuh dengan cara memeluk erat – erat lawannya. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2000 an Omed- omedan ini diambil alih penyelenggaraannya oleh kelompok Sekaa Teruna (Muda Mudi). Pergeseran ini sudah lazim, karena sesuai dengan perkembangan jaman, tetapi tanpa mengurangi makna nilai sebelumnya, yakni membangun persaudaraan dan menguatkan silahturahmi antar warga banjar.

Memang benar, tuduhan praktek pornografi pada setiap penyelenggaraan Omed- omedan ini selalu menghujani Banjar Kaja Sesetan. Dituduh melegalkan praktek berciuman di depan umum. Tetapi kepercayaan dan adat istiadat warga banjar tidak akan pernah luntur sedikit pun. Itulah kekuatan Bali. Malahan banyak dukungan dari pemerintah kota Denpasar yang menilai Omed- omedan sebagai kekayaan budaya local atau diputuskan menjadi heritage.

Isu pornografi pun seakan ditepis bersama – sama. Warga akan lebih memilih melestarikan nilai kebudayaan adat daripada terdistorsi dan mendapati kejadian seperti dua ekor babi yang baku bunuh terulang kembali dan dianggap bencana akan melanda warga satu banjar. Pornografi hanyalah kekuatan hokum positif, tetapi membuat bencana bagi masyarakat local jika dipatuhi secara mutlak. Tentu saja masyarakat akan memilih hokum adatnya dan kebiasaan local kepercayaannya.

Ditinjau dari segi remaja, para muda mudi yang melakukan adegan peluk dan cium di Omed omedan ini mengaku melakukannya tanpa adanya nafsu, semua dilakukan dengan rasa kekeluargaan dan merasa semua peserta Omed omedan sebagai keluarga mereka sendiri. Hal ini juga untuk melepas penat dan menguatkan hubungan kekeluargaan para anggota sekaa Teruna teruni, mengingat Banjar Kaja terdiri dari 4 Tempekan, sehingga agak banyak dan susah kenal secara langsung.

Ritual yang tahun ini diberi tajuk “ Sesetan Heritage Omed Omedan Festival 2012” yang sekaligus dipersembahkan untuk memperkaya hasanah budaya Kota Denpasar sesuai Perda No. 8 tahun 2001 tentang pola pembangunan kota Denpasar.

Marilah kita senantiasa melestarikan tradisi di daerah, dengan menjunjung tinggi nilai - nilai tradisi dan budaya yang sudah diwariskan agar tidak hilang ditelan masa dan peradaban.

Sumber: (http://balitulen.blogspot.com/)
Referensi: Titin Mulyasih. Kebudayaan Bali (Omed - omedan). balitulen.blogspot.com
30 September 2012.