ILMU BUDAYA DASAR
(NILAI KEMANUSIAAN)
NAMA : TITIN MULYASIH
NPM : 17112405
KELAS : 1KA11
FAKULTAS : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
2012/2013
NILAI
KEMANUSIAAN
Pengertian dan Ruang lingkup Nilai
Nilai merupakan salah satu dasar
yang dipakai oleh manusia untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan.
Walaupun nilai menjadi dasar langkah seseorang, sering kali orang kurang
memahami apa sebenarnya yang dimaksud nilai.
Nilai memiliki bermacam-macam
arti. Pertama, nilai berarti harga dalam arti taksiran harga. Misalnya, sulit
menentukan nilai intan. Kedua, nilai diartikan sebagai harga uang dibandingkan
dengan harga uang yang lain. Misalnya, nilai dolar terus meningkat terhadap
rupiah. Ketiga, nilai diberi arti angka kepandaian atau biji. Misalnya,
nilainya rata-rata delapan. Keempat, nilain bermakna banyak atau sedikitnya
kadar, seperti pada nilai gizi bermacam-macam jeruk sama. Kelima, nilai
didefenisikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan. Contohnya, nilai tradisional dapat mendorong pembangunan nasional
Indonesia (KBBI,1997).
Nilai adalah kata benda abstrak
yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences nilai diartikan
sebagai kemampuan yang dipercayai yang terdapat pada sesuatu benda untuk
memuaskan keinginan manusia (Lasiyo, 1998).
Dalam hubungan dengan
perbuatannya nilai dapat dihubungkan dengan perbuatan nilai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)
menilai artinya: (a) memperkirakan dan menentukan nilainya, atau harganya,
misalnya pedagang itu belum dapat menilai harga intan itu, (b) memberi nilai,
menganggap, misalnya ia menilai perkumpulan itu mementingkan uang, (c) memberi
angka, misalnya dia berani menilai delapan gambar itu. Menilai artinya
menimbang, memperhatikan, memperhatikan, mempertimbangkan unsur-unsur tertentu
dan menyimpulkannya. Menilai adalah kegiatan manusia menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu lainnya dan selanjutnya mengambil keputusan (Lasiyo, 1998).
Keputusan itu dapat berupa baik
atau buruk, berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, religious atau
tidak religious, indah atau tidak indah, dan lain-lain. Keputusan yang
dihasilkan terhadap sesuatu yang dinilai adalah bahwa sesuatu itu bernilai
kebaikan atau tidak, sesuatu itu sesuai dengan norma atau tidak.
Alat penilai adalah kegunaan
suatu benda (nilai ekonomis). Penggunaan alat itu diikuti dengan kriteria
penilaian berguna, agak berguna, tidak berguna, dan sangat tidak berguna. Hasil
penilaian atau keputusan adalah salah satu dari keempat kriteria itu. Jadi,
keputusan penilaian, misalnya benda yang dinilai itu tidak berguna.
Alat penilai
lainnya dapat berupa kebenaran. Kriteria penilaian dengan alat itu adalah benar
dan tidak benar. Hasil penilaian merupakan pilihan dari dua kriteria itu, yakni
sesuatu itu benar, atau sesuatu itu tidak benar.
Ruang lingkup nilai meliputi
berbagai aspek kehidupan manusia yang membutuhkan penilaian. Dengan begitu,
ruang lingkup nnilai itu sangat luas. Aspek kehidupan manusia yang membutuhkan
penilaian diantaranya kesenian, keagamaan, interaksi social, ilmu pengetahuan,
dan lain-lain.
Penilaian terhadap berbagai
aspek kehidupan itu sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam nilai yang
ada. Berikut ini dibicarakan macam-macam nilai.
Macam-macam nilai
1.
Nilai
Ekonomis dan Nilai Kejasmanian
Nilai ekonomis tidak semata-mata berupa harga
benda yang secara potensial dapat dibeli, melainkan juga termasuk nilai
material terhadap sesuatu. Segala sesuatu itu dinilai secara ekonomi.
Pengukuran dari segi ekonomi atau material selalu memperhitungkan keuntungan
dan kerugian secara ekonomis. Nilai ekonomi mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan yang bersifat ekonomis atau kegiatan yang akan mendatangkan keuntungan
secara material. Sebaliknya, nilai ini akan menjadi dasar bagi seseorang untuk
tidak melakukan sesuatu karena secara ekonomis sesuatu yang akan dilakukan itu
tidak mendatangkan keuntungan.
Nilai
kejasmanian berhubungan dengan kesehatan dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan keadaan jasmani seseorang. Ukuran yang digunakan dalam nilai kejasmanian
adalah pada kesehatan dan keindahan fisik seseorang. Perilaku yang didasarkan
kepada nilai kejasmanian adalah perilaku yang selalu memperhitungkan kesehatan
fisik. Benda yang dikatakan bernilai kejasmanian adalah benda yang mendatangkan
kesehatan badan. Benda ini dapat berupa makanan, minuman, alat-alat olahraga,
dan lain-lain.
Kegiatan berolah raga adalah kegiatan yang
didasarkan kepada nilai kejasmanian. Orang mau berolah raga dengan susah payah
karena menghendaki jasmaninya sehat, fisiknya indah, dan lain-lain. Tanpa
didasari oleh nilai itu orang tidak melakukan olah raga.
2.
Nilai
Hiburan
Nilai hiburan terdapat pada benda, karya
seni, alam, dan lain-lain. Nilai hiburan ini dapat dirasakan oleh manusia dalam
bentuk kesenangan dan kepuasan. Kesenangan inilah yang memberikan kepuasan
kepada manusia. nilai hiburan dapat berupa pemanfaatan waktu luang yang
dimiliki oleh seseorang dalam upayanya memenuhi tuntutan hati. Benda-benda yang
bernilai hiburan adalah benda-benda yang dapat menghibur atau menyenangkan
seseorang. Hiburan demikian merupakan upaya mengatasi kejenuhan hati seseorang
atau sekelompok orang.
3.
Nilai Sosial
dan Nilai Watak
Nilai yang
merupakan hasil interaksi berbagai bentuk perserikatan manusia adalah nilai
sosial. Nilai sosial dijunjung oleh orang banyak karena berdasarkan consensus
masyarakat nilai itu menyangkut kesejahteraan bersama. Nilai itu merupakan
petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku
manusia. dalam kehidupan masyarakat nilai sosial berfungsi: (1) sebagai alat
untuk menetapkan harta sosial suatu masyarakat, mengarahkan masyarakat dalam berpikir
dan bertingkah laku, sebagai penentu
dalam memenuhi peranan sosial manusia, dan sebagai alat solidaritas di kalangan
anggota masyarakat.
Keutamaan
pribadi dan keutamaan masyarakat merupakan nilai watak. Watak merupakan sifat
batin manusia yang memperngaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya, budi
pekerti atau tabiat. Berwatak artinya berkepribadian (KBBI,1997). Nilai watak
adalah kepribadian. Nilai watak dapat dinyatakan dalam bentuk baik atau tidak
baik. Kepribadian seseorang terbentuk dalam waktu yang relative lama dan
didasari oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
4.
Nilai
Estetis
Nilai
estetis adalah nilai keindahan. Estetis berasal dari estetika. Estetika adalah
cabang filsafat yang membicarakan keindahan dan seni serta tanggapan manusia
terhadapnya (KBBI, 1997). Nilai estetis adalah nilai keindahan yang ada pada
suatu benda, baik benda seni maupun benda alam. Benda seni yang dimaksud adalah
benda benda yang dihasilkan oleh kerja seniman. Diantaranya karya sastra,
puisi, novel, roman, dan drama.
5.
Nilai
intelektual
Ilmu pengetahuan dinilai berdasarkan
keilmiahannya, berdasarkan intelektualitasnya. Intelektual artinya cerdas dan
berpikiran jernih berdasarkan (KBBI, 1997). Nilai intelektual adalah nilai
kecerdasan seseorang dan nilai keilmiahan suatu ilmu pengetahuan. Nilai
kecerdasan biasanya diketahui dengan tes IQ (Inteligence Quotients).
6.
Nilai
Spiritual
Di samping
nilai-nilai di atas dibedakan juga dua jenis nilai, yakni nilai spiritual dan
nilai material. Notonegoro mengutarakan tiga jenis nilai, yakni nilai material,
nilai vital dan nilai kerohanian (Lasiyo, 1998). Nilai spiritual adalah nilai
yang didasarkan atas system nilai yang bersifat spiritual. Artinya, nilai yang
dihasilkan dari penilaian terhadap segala sesuatu ditinjau dari sifat-sifat
kerohanian, moralitas, dan hal-hal yang bersifat nonmaterial. Nilai spiritual
adalah nilai yang bersumber pada ajaran agama, etika atau norma yang berlaku
dalam masyarakat.
7.
Nilai
material
Nilai material dimaksudkan sebagai nilai yang
dihasilkan dari penilaian yang berdasarkan pada materi. Segala sesuatu dinilai
secara material. Dalam system nilai ini citra diri manusia diukur dengan
kepemilikan barang-barang material.harga diri dan kehormatan diukur dengan
benda-benda material yang dimilikinya.
8.
Nilai-nilai
lainnya
Selain
nilai-nilai yang telah disebutkan di atas masih ada beberapa nilai. Nicholas
Recher membagi nilai berdasarkan objeknya menjadi empat macam, yakni nilai
benda, nilai lingkungan, nilai kelompok, dan nilai sosial.
Berdasarkan
pendukungnya, nilai dibagi menjadi dua, yakni nilai yang berorientasi kepada
diri sendiri (self otiented) dan nilai yang berorientasi kepada orang lain
(other oriented).
Orientasi Nilai
1.
Orientasi
manusia-alam. Artinya nilai berorientasi kepada hubungan antara manusia dengan
alam. Dalam hubungan dengan orientasi nilai ini terdapat tiga alternative,
yakni manusia menguasai alam, manusia mengeksploitasi alam, dan manusia
menjalin hubungan yang selaras dengan alam.
2. Orientasi
waktu. Orientasi nilai ini berkenaan orientasi seseorang terhadap masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan dating.
3.
Orientasi
aktivitas. Orientasi ini berkenaan dengan suatu pilihan yaitu mengada, menjadi,
atau tanpa melakukan sesuatu.
4.
Orientasi
relasional. Orientasi ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan orang lain.
5.
Orientasi
pada kodrat manusia. Orientasi ini dapat berupa matra baik, matra buruk, atau
tidak termasuk keduanya dan juga tidak termasuk matra lain (Berry, 1999).
Orientasi Nilai Budaya
1.
Hakekat
hidup manusia. Setiap kebuadayaan suatu masyarakat memiliki hakekat hidup yang
kemungkinan sekali berbeda dengan kebudayaan. Ada kebudayaan yang masyarakatnya
menganggap bahwa hidup itu buruk dan sebaliknya.
2.
Hakekat
karya manusia. Sebagian kebudayaan menganggap bahwa berkarya itu untuk mencari
nafkah agar manusia tetap hidup.
3.
Persepsi
manusia tentang waktu. Budaya suatu masyarakat dapat berorientasi ke masa kini.
Budaya masyarakat lainnya dapat berorientasi ke masa lalu atau ke masa yang
akan dating.
4.
Pandangan
manusia terhadap alam. Dalam hubungan dengan alam ini ada kebudayaan yang
menganggap bahwa manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam
semaksimal mungkin.
5.
Hakekat
hubungan manusia. Berkaitan dengan hubungan manusia, terdapat kebudayaan yang
berorientasi kolateral (horizontal).
Kesimpulan
Nilai secara umum dapat berarti harga. Dalam
kaitan dengan kebudayaan nilai tidak diartikan harga, karena harga tidak bias
menjadi dasar berpikir dan bertindak manusia. oleh karena itu, sesuatu yang
berharga mahal belum tentu bernilai tinggi.
Nilai adalah sesuatu yang dipercayai baik
atau tidak baik oleh suatu masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dalam
berperilaku bagi masyarakatnya. Nilai yang dipercayai baik oleh suatu masyarakat
belum tentu dipercayai baik pula oleh masyarakat lainnya. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu dengan nilai yang
dianut oleh masyarakat lain. Hal ini akan mengakibatkan nilai budaya suatu
masyarakat juga berbeda dengan nilai budaya masyarakat lainnya.
Jenis nilai ada bermacam-macam bergantung
kepada sesuatu yang dinilai, sudut pandang penilaian, kriteria penilaian, dan
lain-lain. Dalam suatu masyarakat terjadi perubahan atau pergeseran nilai.
Perubahan atau pergeseran itu berhubungan dengan perkembangan kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Kaelan,
1998, “Kedudukan Ilmu Budaya Dasar Dalam MKU”. Makalah Internship Dosen-dosen
Ilmu Budaya Dasar se-Indonesia di Yogyakarta.
Lasiyo,
1998, “Aspek Aksiologis Hakekat Manusia”, Makalah Internship Dosen-dosen
Ilmu Budaya Dasar se-Indonesia di
Yogyakarta.
Sulaeman, M.
Munandar, 1995, Ilmu Budaya Dasar: Suatu
Pengantar, Bandung: Eresco.