Senin, 29 April 2013

IBD: Nilai Kemanusiaan

ILMU BUDAYA DASAR
(NILAI KEMANUSIAAN)




NAMA           : TITIN MULYASIH
NPM               : 17112405
KELAS          : 1KA11
FAKULTAS  : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN     : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
2012/2013


NILAI KEMANUSIAAN



Pengertian dan Ruang lingkup Nilai

                Nilai merupakan salah satu dasar yang dipakai oleh manusia untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Walaupun nilai menjadi dasar langkah seseorang, sering kali orang kurang memahami apa sebenarnya yang dimaksud nilai.

                Nilai memiliki bermacam-macam arti. Pertama, nilai berarti harga dalam arti taksiran harga. Misalnya, sulit menentukan nilai intan. Kedua, nilai diartikan sebagai harga uang dibandingkan dengan harga uang yang lain. Misalnya, nilai dolar terus meningkat terhadap rupiah. Ketiga, nilai diberi arti angka kepandaian atau biji. Misalnya, nilainya rata-rata delapan. Keempat, nilain bermakna banyak atau sedikitnya kadar, seperti pada nilai gizi bermacam-macam jeruk sama. Kelima, nilai didefenisikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Contohnya, nilai tradisional dapat mendorong pembangunan nasional Indonesia (KBBI,1997).

                Nilai adalah kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences nilai diartikan sebagai kemampuan yang dipercayai yang terdapat pada sesuatu benda untuk memuaskan keinginan manusia (Lasiyo, 1998).

                Dalam hubungan dengan perbuatannya nilai dapat dihubungkan dengan perbuatan nilai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) menilai artinya: (a) memperkirakan dan menentukan nilainya, atau harganya, misalnya pedagang itu belum dapat menilai harga intan itu, (b) memberi nilai, menganggap, misalnya ia menilai perkumpulan itu mementingkan uang, (c) memberi angka, misalnya dia berani menilai delapan gambar itu. Menilai artinya menimbang, memperhatikan, memperhatikan, mempertimbangkan unsur-unsur tertentu dan menyimpulkannya. Menilai adalah kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya dan selanjutnya mengambil keputusan (Lasiyo, 1998).

                Keputusan itu dapat berupa baik atau buruk, berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, religious atau tidak religious, indah atau tidak indah, dan lain-lain. Keputusan yang dihasilkan terhadap sesuatu yang dinilai adalah bahwa sesuatu itu bernilai kebaikan atau tidak, sesuatu itu sesuai dengan norma atau tidak.

                Alat penilai adalah kegunaan suatu benda (nilai ekonomis). Penggunaan alat itu diikuti dengan kriteria penilaian berguna, agak berguna, tidak berguna, dan sangat tidak berguna. Hasil penilaian atau keputusan adalah salah satu dari keempat kriteria itu. Jadi, keputusan penilaian, misalnya benda yang dinilai itu tidak berguna.

Alat penilai lainnya dapat berupa kebenaran. Kriteria penilaian dengan alat itu adalah benar dan tidak benar. Hasil penilaian merupakan pilihan dari dua kriteria itu, yakni sesuatu itu benar, atau sesuatu itu tidak benar.

                Ruang lingkup nilai meliputi berbagai aspek kehidupan manusia yang membutuhkan penilaian. Dengan begitu, ruang lingkup nnilai itu sangat luas. Aspek kehidupan manusia yang membutuhkan penilaian diantaranya kesenian, keagamaan, interaksi social, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

                Penilaian terhadap berbagai aspek kehidupan itu sangat erat hubungannya dengan bermacam-macam nilai yang ada. Berikut ini dibicarakan macam-macam nilai.



Macam-macam nilai

1.       Nilai Ekonomis dan Nilai Kejasmanian

Nilai ekonomis tidak semata-mata berupa harga benda yang secara potensial dapat dibeli, melainkan juga termasuk nilai material terhadap sesuatu. Segala sesuatu itu dinilai secara ekonomi. Pengukuran dari segi ekonomi atau material selalu memperhitungkan keuntungan dan kerugian secara ekonomis. Nilai ekonomi mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang bersifat ekonomis atau kegiatan yang akan mendatangkan keuntungan secara material. Sebaliknya, nilai ini akan menjadi dasar bagi seseorang untuk tidak melakukan sesuatu karena secara ekonomis sesuatu yang akan dilakukan itu tidak mendatangkan keuntungan.

        Nilai kejasmanian berhubungan dengan kesehatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang. Ukuran yang digunakan dalam nilai kejasmanian adalah pada kesehatan dan keindahan fisik seseorang. Perilaku yang didasarkan kepada nilai kejasmanian adalah perilaku yang selalu memperhitungkan kesehatan fisik. Benda yang dikatakan bernilai kejasmanian adalah benda yang mendatangkan kesehatan badan. Benda ini dapat berupa makanan, minuman, alat-alat olahraga, dan lain-lain.

Kegiatan berolah raga adalah kegiatan yang didasarkan kepada nilai kejasmanian. Orang mau berolah raga dengan susah payah karena menghendaki jasmaninya sehat, fisiknya indah, dan lain-lain. Tanpa didasari oleh nilai itu orang tidak melakukan olah raga.

2.       Nilai Hiburan

Nilai hiburan terdapat pada benda, karya seni, alam, dan lain-lain. Nilai hiburan ini dapat dirasakan oleh manusia dalam bentuk kesenangan dan kepuasan. Kesenangan inilah yang memberikan kepuasan kepada manusia. nilai hiburan dapat berupa pemanfaatan waktu luang yang dimiliki oleh seseorang dalam upayanya memenuhi tuntutan hati. Benda-benda yang bernilai hiburan adalah benda-benda yang dapat menghibur atau menyenangkan seseorang. Hiburan demikian merupakan upaya mengatasi kejenuhan hati seseorang atau sekelompok orang.

3.       Nilai Sosial dan Nilai Watak


Nilai yang merupakan hasil interaksi berbagai bentuk perserikatan manusia adalah nilai sosial. Nilai sosial dijunjung oleh orang banyak karena berdasarkan consensus masyarakat nilai itu menyangkut kesejahteraan bersama. Nilai itu merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku manusia. dalam kehidupan masyarakat nilai sosial berfungsi: (1) sebagai alat untuk menetapkan harta sosial suatu masyarakat, mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan  bertingkah laku, sebagai penentu dalam memenuhi peranan sosial manusia, dan sebagai alat solidaritas di kalangan anggota masyarakat.


Keutamaan pribadi dan keutamaan masyarakat merupakan nilai watak. Watak merupakan sifat batin manusia yang memperngaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya, budi pekerti atau tabiat. Berwatak artinya berkepribadian (KBBI,1997). Nilai watak adalah kepribadian. Nilai watak dapat dinyatakan dalam bentuk baik atau tidak baik. Kepribadian seseorang terbentuk dalam waktu yang relative lama dan didasari oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.


4.       Nilai Estetis


Nilai estetis adalah nilai keindahan. Estetis berasal dari estetika. Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan keindahan dan seni serta tanggapan manusia terhadapnya (KBBI, 1997). Nilai estetis adalah nilai keindahan yang ada pada suatu benda, baik benda seni maupun benda alam. Benda seni yang dimaksud adalah benda benda yang dihasilkan oleh kerja seniman. Diantaranya karya sastra, puisi, novel, roman, dan drama.



5.       Nilai intelektual

Ilmu pengetahuan dinilai berdasarkan keilmiahannya, berdasarkan intelektualitasnya. Intelektual artinya cerdas dan berpikiran jernih berdasarkan (KBBI, 1997). Nilai intelektual adalah nilai kecerdasan seseorang dan nilai keilmiahan suatu ilmu pengetahuan. Nilai kecerdasan biasanya diketahui dengan tes IQ (Inteligence Quotients).

6.       Nilai Spiritual

Di samping nilai-nilai di atas dibedakan juga dua jenis nilai, yakni nilai spiritual dan nilai material. Notonegoro mengutarakan tiga jenis nilai, yakni nilai material, nilai vital dan nilai kerohanian (Lasiyo, 1998). Nilai spiritual adalah nilai yang didasarkan atas system nilai yang bersifat spiritual. Artinya, nilai yang dihasilkan dari penilaian terhadap segala sesuatu ditinjau dari sifat-sifat kerohanian, moralitas, dan hal-hal yang bersifat nonmaterial. Nilai spiritual adalah nilai yang bersumber pada ajaran agama, etika atau norma yang berlaku dalam masyarakat.




7.       Nilai material

Nilai material dimaksudkan sebagai nilai yang dihasilkan dari penilaian yang berdasarkan pada materi. Segala sesuatu dinilai secara material. Dalam system nilai ini citra diri manusia diukur dengan kepemilikan barang-barang material.harga diri dan kehormatan diukur dengan benda-benda material yang dimilikinya.

8.       Nilai-nilai lainnya

Selain nilai-nilai yang telah disebutkan di atas masih ada beberapa nilai. Nicholas Recher membagi nilai berdasarkan objeknya menjadi empat macam, yakni nilai benda, nilai lingkungan, nilai kelompok, dan nilai sosial.



Berdasarkan pendukungnya, nilai dibagi menjadi dua, yakni nilai yang berorientasi kepada diri sendiri (self otiented) dan nilai yang berorientasi kepada orang lain (other oriented).

Orientasi Nilai

1.       Orientasi manusia-alam. Artinya nilai berorientasi kepada hubungan antara manusia dengan alam. Dalam hubungan dengan orientasi nilai ini terdapat tiga alternative, yakni manusia menguasai alam, manusia mengeksploitasi alam, dan manusia menjalin hubungan yang selaras dengan alam.

2.      Orientasi waktu. Orientasi nilai ini berkenaan orientasi seseorang terhadap masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan dating.

3.       Orientasi aktivitas. Orientasi ini berkenaan dengan suatu pilihan yaitu mengada, menjadi, atau tanpa melakukan sesuatu.

4.       Orientasi relasional. Orientasi ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan orang lain.

5.       Orientasi pada kodrat manusia. Orientasi ini dapat berupa matra baik, matra buruk, atau tidak termasuk keduanya dan juga tidak termasuk matra lain (Berry, 1999).

Orientasi Nilai Budaya

1.       Hakekat hidup manusia. Setiap kebuadayaan suatu masyarakat memiliki hakekat hidup yang kemungkinan sekali berbeda dengan kebudayaan. Ada kebudayaan yang masyarakatnya menganggap bahwa hidup itu buruk dan sebaliknya.

2.       Hakekat karya manusia. Sebagian kebudayaan menganggap bahwa berkarya itu untuk mencari nafkah agar manusia tetap hidup.

3.       Persepsi manusia tentang waktu. Budaya suatu masyarakat dapat berorientasi ke masa kini. Budaya masyarakat lainnya dapat berorientasi ke masa lalu atau ke masa yang akan dating.

4.       Pandangan manusia terhadap alam. Dalam hubungan dengan alam ini ada kebudayaan yang menganggap bahwa manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.

5.       Hakekat hubungan manusia. Berkaitan dengan hubungan manusia, terdapat kebudayaan yang berorientasi kolateral (horizontal).



Kesimpulan

Nilai secara umum dapat berarti harga. Dalam kaitan dengan kebudayaan nilai tidak diartikan harga, karena harga tidak bias menjadi dasar berpikir dan bertindak manusia. oleh karena itu, sesuatu yang berharga mahal belum tentu bernilai tinggi.

Nilai adalah sesuatu yang dipercayai baik atau tidak baik oleh suatu masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku bagi masyarakatnya. Nilai yang dipercayai baik oleh suatu masyarakat belum tentu dipercayai baik pula oleh masyarakat lainnya. Oleh karena itu, terdapat perbedaan nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu dengan nilai yang dianut oleh masyarakat lain. Hal ini akan mengakibatkan nilai budaya suatu masyarakat juga berbeda dengan nilai budaya masyarakat lainnya.

Jenis nilai ada bermacam-macam bergantung kepada sesuatu yang dinilai, sudut pandang penilaian, kriteria penilaian, dan lain-lain. Dalam suatu masyarakat terjadi perubahan atau pergeseran nilai. Perubahan atau pergeseran itu berhubungan dengan perkembangan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.








Daftar Pustaka



Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Kaelan, 1998, “Kedudukan Ilmu Budaya Dasar Dalam MKU”. Makalah Internship Dosen-dosen Ilmu Budaya Dasar se-Indonesia di Yogyakarta.

Lasiyo, 1998, “Aspek Aksiologis Hakekat Manusia”, Makalah Internship Dosen-dosen Ilmu  Budaya Dasar se-Indonesia di Yogyakarta.

Sulaeman, M. Munandar, 1995, Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar, Bandung: Eresco.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar