TUGAS BAHASA
INDONESIA
SALAH NALAR
KELOMPOK 3 :
ANANGGA
PRADIPTAYA 10112729
AVRILIDZANI
EKA YUDHIARINI 11112266
MUHAMMAD
AZHAR RAMADAN 14112897
DINA
KUSUMA DEWI 12112164
TITIN
MULYASIH 17112405
KELAS : 3KA14
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
Definisi
Salah Nalar
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan,
juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses
berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada
cara penarikan kesimpulan. Dalam
proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau
menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah
nalar induktif, berupa :
- kesalahan karena
generalisasi yang terlalu luas.
- kesalahan penilaian
hubungan sebab-akibat.
- kesalahan analogi.
2. Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
- kesalahan karena
premis mayor tidak dibatasi.
- kesalahan karena
adanya term keempat.
- kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
- kesalahan karena
adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan
boleh tidak benar.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena
ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu.
Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan
proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua
jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
A.
Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi
perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat
sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar,
yaitu sebagai berikut :
1.
Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan
besarnya generalisasi tersebut
sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis
ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap
“menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai,
atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar
penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan
generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada
yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
aSetiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi
manusia Pancasilais sejati.
b) Anak-anak tidak boleh memegang barang
porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua
bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi
dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang
sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b.
Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika
seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum
diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering
ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga,
ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan
satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.
Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah
pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.
2.
Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi
bila orang menganalogikan sesuatu
dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau
persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari kerancuan
analogi adalah sebagai berikut:
- Anto walaupun lulusan
Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
- Pada hari senin Patriana
kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga
mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai
sepeda motor.
- Rektor harus memimpin
universitas seperti jenderal memimpin devisi.
3.
Kekeliruan kausalitas
(sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi
karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil
(akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas
(sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
- Saya tidak bisa berenang
karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
- Saya tidak dapat
mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.
4.
Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika
antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti
peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang
konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada
premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun
kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal,
berikut penjelasannya:
- Argumentum
ad hominem:
terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu
usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang
berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
- Argumentum
ad verecundiam: terjadi
karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat
dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
- Argumentum
ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau
menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena
ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
- Argumentum
ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk
massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan
prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya
akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti
demonstrasi dan propaganda.
- Argumentum
ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya
rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan
belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan
dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
- Post
hoc propter hoc: terjadi
karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu
urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah
penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
- Petitio
principii: berarti
mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang
berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal
dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
- Argumentum
ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika
berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum
terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar
- Ignorantia
elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan
konklusi.
5.
Penyandaran Terhadap Prestise
Seseorang
Salah nalar disini terjadi
karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang
tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak
terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi
rambu-rambu sebagai berikut:
a.
Orang
itu diakui keahliannya oleh orang lain.
b.
Pernyataan
yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang
dibahas.
c.
Hasil
pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak
boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang,
terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
B.
Mengapa Salah Nalar Sering
Terjadi
Salah nalar sering terjadi
karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai
berikut:
a.
Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
b.
Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
C.
Faktor Penyebab Terjadinya Salah
Nalar
Terjadinya salah nalar,
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Analogi
yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi
bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan
salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.
Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di
desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak
D.
Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk
mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
- Memilih kata dengan baik;
- Harus mengetahui
teori dasar dalam berpikir;
- Sering membaca buku agar
memiliki wawasan yang luas;
- Memikirkan perkataan atau
kalimat sebelum diucapkan;
- Menguasai bahasa Indonesia
dengan baik dan benar;
- Jangan menyimpulkan premis
dengan cepat;
- Dapat berkomunikasi dengan
baik;
- Tidak cepat menafsirkan
atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan
lain-lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar