Jumat, 21 Maret 2014

Teamwork di tempat kerja

Teamwork berasal dari bahasa asing yang terdiri dari dua kata Team dan WorkTeam adalah sekumpulan orang yang terdiri atas dua, lima, sepuluh atau lebih dari itu. Sedangkan Work berarti kerja atau kegiatan yang di jalankan setiap individu yang telah terpenuhi syarat kesepahaman di dalam team itu sendiri. Jadi secara garis besar Teamwork adalah suatu bentuk kerjasama dalam beberapa sumber daya manusia berasal dari latar belakang yang berbeda, kedudukannya sama, dan eksis dalam berorganisasi atau perkantoran untuk menjalankan komitmen dan meraih tujuan yang sama.

Berikut ini adalah beberapa tips mengenai cara membangun teamwork di tempat kerja.

1. Tujuan yang jelas
Pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan tujuan tim yang jelas. Tentukan tujuan dan harapan dalam tim secara spesifik. Untuk itu Anda harus melakukan rapat rutin dan mengatur pola komunikasi yang terbuka.
2. Bangun kepercayaan
Cara membangun kepercayaan dalam tim adalah dengan membuat mereka berani bicara untuk mengutarakan opini. Jangan langsung mematahkan pendapat seseorang, karena itu akan membuat mereka menahan diri untuk bicara. Ciptakan juga komunikasi timbal balik, sehingga anggota tim bisa saling memberi kritik tanpa terkesan menjatuhkan.
3. Buat kegiatan untuk mendekatkan anggota tim
Tak ada salahnya sesekali melakukan kegiatan yang bisa mendekatkan anggota tim. Melakukan makan siang atau makan malam bersama-sama tim secara rutin, merupakan contoh sederhana sebuah kegiatan yang bisa mendekatkan tim. Dengan bertemu di luar lingkungan kerja, sesama anggota tim bisa saling mengenal secara personal.
4. Ciptakan sistem penghargaan
Agar anggota tim merasa hasil kerja mereka dihargai adalah dengan membuat sistem reward (penghargaan). Siapa saja anggota tim yang berhasil menonjol, maka berilah penghargaan, bisa berupa insentif atau lainnya. Ciptakan kompetisi yang sehat di dalam tim, namun tetap fokus pada tujuan bersama.
5. Kompetensi dalam anggota tim
Teamwork bisa berhasil jika masing-masing anggota melakukan pekerjaan yang sesuai kompetensi mereka. Selalu komunikasikan mengenai tugas, kendala saat mengerjakan tugas, dan apakah mereka mampu mengerjakan. Jika ada anggota tim yang belum memiliki keahlian tertentu, apakah mungkin mendapatkannya melalui training atau pelatihan.
6. Lakukan pemeriksaan secara rutin
Secara rutin, lakukan pengukuran dan pemeriksaan hasil kerja setiap anggota tim. Pemeriksaan rutin ini untuk bisa mengetahui perkembangan pekerjaan, kesulitan yang dialami, atau bisa saja ada perubahan yang perlu dilakukan di tengah jalan untuk bisa mencapai tujuan.
Contoh :
Seorang CEO atau presiden tidak bekerja dalam vakum, tidak sendirian. Ia bisa saja seorang biasa dengan segala kekurangannya. Tetapi ia bisa saja berhasil kalau ia memiliki komitmen dengan dukungan team yang sama-sama punya komitmen kuat. Maka yang masih bisa mereka “jual” nanti bukan lagi figur masing-masing calon (personality ethic), melainkan team yang akan mereka bawa.
Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team. Ketika bekerja semua orang akan terlihat formal, serious, important, necessary, technical, dan administrative. Namun ketika ada kegiatan (perayaan) maka karakternya berubah menjadi relax, happy, and look at each other as fellow humans bound together by a common purpose.

Sumber:
Faules, Don F. 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar